Sangeh adalah salah satu obyek wisata kera yang terkenal di Bali yang
berlokasi di Desa Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung dan
berjarak sekitar 50 km atau memakan waktu lebih kurang 45 menit dari
ibukota Denpasar. Selain obyek wisata, Sangeh juga merupakan kawasan
hutan lindung yang luas areanya sekitar 14 hektar dan sebagian besar
ditumbuhi dengan pohon-pohon pala (dipterrocarpustrinervis) setinggi lebih kurang 50 meter serta dihuni oleh sekitar 700 hewan kera abu-abu (macaca faciculais).
Untuk mengunjungi kawasan ini akan dikenakan biaya masuk sebesar Rp.
5.000,-, dan terdapat beberapa petugas pengelola lokasi atau pemandu
yang berpakaian adat Bali yang siap membantu setiap pengunjung. Beberapa
petunjuk untuk memasuki kawasan ini antara lain berpakaian sopan dan
tertib, hati-hati dengan membawa barang-barang bawaan, dan dilarang
untuk mengganggu kera. Sebelum memasuki area Sangeh, dianjurkan untuk
membeli sebungkus makanan untuk kera berupa kacang atau jagung yang
banyak dijual di kios-kios sekitar areal parkir.
Memasuki kawasan ini, pada candi bentar (pintu gerbang) terdapat patung
besar yang berwujud ksatria raksasa, yaitu Kumbakarna yang sedang
dikeroyok puluhan kera-kera. Patung ini menggambarkan kisah perwayangan
Ramayana yang sangat dikenal masyarakat Bali. Di sekitar patung
Kumbakarna terdapat dua patung singa, yang salah satunya terlihat sedang
mengasuh seekor anak kera. Setelah memasuki pintu gerbang akan melewati
jalan sepanjang lebih kurang 200 meter menuju hutan pala yang setiap
sisinya dipagari dengan tembok batu-batu kali besar yang disusun tidak
beraturan. Pada area hutan akan menemukan sebuah pura kecil yang disebut
Pura Melanting dan pura yang lebih besar yang dinamakan Pura Pucak
Sari. Pada pelataran pura ini, sering kali dipenuhi oleh kera-kera yang
tengah bercanda riang. Di bagian sudut pura, terdapat beberapa
patung-patung kera sebagai bagian dari arsitektur pura yang menakjubkan
dan menurut ceritera masyarakat setempat, hutan dan kera-kera Sangeh
merupakan duwe yaitu milik kepunyaan dewa yang melindungi
tempat ini. Di penghujung jalan menuju pintu keluar yang agak memutar,
terdapat sebuah pohon pala raksasa yang dikeramatkan. Pohon ini
mempunyai keunikan dan dinamakan Pohon Lanang Wadon (pohon
laki-perempuan). Dinamakan demikian, karena pohon pala ini berbentuk
seperti kelamin pria dan wanita yang saling bersebelahan. Keajaiban
pohon ini menjadikan salah satu keunikan-keunikan yang menarik di
kawasan wisata Sangeh bersama tingkah laku kera-kera dan hutan lindung
yang dilestarikan.